Label

Selasa, 18 Agustus 2015

apa adanya dia

perayaan tujuh belas-an udah lewat.

tapi dari saat itulah, aku semakin merasakan, bahwa dia, laki-laki itu, aku tak bisa melihatnya terluka.

berkali-kali aku kirim sms, bilangin klo aku gak setuju dia ikutan panjat pinang. aku mencari-cari wajahnya ditengah kerumunan warga yang sedang berpesta. jika tak melihatnya, aku gelisah. aku takut. aku cemas jika dia sampai mengiyakan ajakan pak erte yang dia segani.

ku abaikan rasa takutku. aku naik ke meja tetangga yang dekat lapangan, hanya ingin bisa memantau dimana posisinya. memang, dia panitia. dan tugasnya adalah standby di lokasi perlombaan. dia harus ada tepat di bawah pohon pinang keramat itu. betapa aku takut sekali jika dia tertimpa peserta. bahkan rasa takutku semakin berlipat kali ganda ketika ku lihat pak erte, sahabatnya itu juga ikut dan mengajaknya. sedikit lega, saat ku lihat dia menggeleng. aku tak mau dia terluka. aku tak mau dia kesakitan.

dia, laki-laki itu, yang melamarku dan menikahi aku 6 tahun yang lalu.

yang sudah menjagaku dengan hidupnya selama enam tahun ini, dan akan selalu menjagaku..

yang menjadi penuntunku.

yang menjadi sahabatku, sekaligus tempatku berbagi segala hal.

yang mengerti diriku bahkan tanpa aku mengucapkan suatu hal.

sungguh, semakin aku menyadari, bahwa aku semakin mengasihi dia, semakin mencintai dia, apa adanya dia, walau dia suka kentut di depanku yang sedang makan..

walau dia konyol dan suka membuatku kesal.

walau dia jahil sampe membuatku menangis..

walau dia bawel abis..

apa adanya dia.